Kamis, 29 September 2011

Cara Kerja Bubut

Cara Kerja Mesin Bubut

Mesin bubut/Turning Machine/Lathe Machine adalah
suatu alah yang digunakan unutk menyayat benda
kerja dengan menggunakan alat potong yang
disebut sebagai pahat, dengan gerak utama
berputar.
Mesin ini mempunyai 3 Gerakan Dasar
yaitu :
1. Gerak utama (berputar),
2. Gerak lurus : gerak lurus eratan atas, gerak lurus eretan
melintang dan gerak lurus eretan atas dan
3. Gerak lurus kepala lepas. Didalam membubut kita harus memperhitungkan
besarnya putaran yang harus digunakan, karena
bila putaran melebihi batas maksimal putarannya
maka pahat akan mudah aus dan terbakar,
sehinggga kita semakin sering mengasah pahat.

Putaran mesin ditentukan dari :
jenis pahat/alat potong yang digunakan,
jenis benda kerja,
tingkat kekasaran yang dikehendaki,
ketebalan pemakanan dan kondisi dari mesin bubut itu sendiri

Pengejaan Las

Pengelasan Tig

PENGELASAN TIG PADA PELAT ALUMINIUM
PADUAN SERI 1145

Logam akan mengalami pengaruh pemanasan akibat pengelasan, dan mengalami perubahan struktur mikro disekitar daerah lasan.
Bentuk struktur mikro logam disekitar daerah lasan bergantung pada temperatur tertinggi yang dicapai pada pengelasan, kecepatan pengelasan, dan laju pendinginan daerah lasan.


Apabila struktur mikro logam mengalami perubahan, sifat mekanik logam tersebut juga akan mengalami perubahan.
Daerah logam yang mengalami perubahan struktur mikro akibat mengalami pemanasan karena pengelasan, disebut Daerah Pengaruh Panas (DPP) atau Heat Affected Zone (HAZ).
Perubahan struktur mikro dan perubahan sifat mekanik pada logam yang mengalami proses pengelasan inilah yang diteliti didalam Tugas Akhir ini.

Perubahan struktur mikro dapat diteliti dengan pemeriksaan metalografi, dan perubahan sifat mekanik dapat di teliti dengan pengujian mekanik, yang dilakukan dengan uji tarik dan uji kekerasan. Adapun logam yang dilas adalah pelat Aluminium Paduan Seri 1145 menurut standard Aluminium Association (AA) di Amerika, sesuai basil pemeriksaan komposisi kimia. Proses pengelasan dilakukan dengan TIG Welding (Tungsten InertGas Welding).



Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
1. Untuk kecepatan pengelasan tetap dan arus pengelasan semakin besar; maka daerah pengaruh panas (HAZ) sesmakin lebar, butir pada HAZ bertambah besar, kekerasan pada HAZ turun. Kekuatan tarik sambungan las maksimum ada arus pengelasan 90 Ampere.
2. Untuk besar arus pengelasan tetap dan kecepatan pengelasan semakin tinggi; maka daerah pengaruh pana s (HAZ) semakin menyempit, butir pada HAZ semakin halus, kekerasan pada HAZ turun. Kekuatan tarik sambungan las maksimum pada kecepatan pengelasan 200 mm/menit.